Ini lansung saya di baca:
Menjebak Penipu Berkedok Undian
TERPIKAT SAAT KORBAN MENGAKU JUAL TANAH
Penipuan berkedok undian hadiah makin merajalela. Kali ini modusnya memasukkan kupon undian dalam kemasan produk. Tapi berkat keuletan seorang polisi, komplotan ini berhasil bertekuk lutut.

Semula pria itu mengira ia sedang ketiban rezeki. Tanpa ada rasa curiga, anggota Satuan Samapta Patroli Kota, Polres Metro Tangerang pun langsung mengontak nomor di Jakarta untuk mengkonfirmasi hadiah. "Saat saya telepon yang menerima adalah Rudi. Saya langsung tanya bagaimana prosedur pengambilan hadiah. Dia malah menanyakan nomor registrasi di kupon tersebut."
Rudi lalu memberi selamat kepada Frengky. Tapi untuk mendapatkan mobil tersebut saya harus transfer uang Rp 4,7 juta untuk biaya pembuatan BPKB, STNK, dan pajak mobil. "Karena tak punya uang sebesar itu, maka saya tanya apakah ada cara lain," ujar Frengky yang sampai saat itu belum curiga dirinya bakal menjadi mangsa.
Tak lama kemudian ia dihubungi Hermansyah, teman Rudi. Hermansyah lalu memberi "solusi". Jika tak punya uang, pihaknya bisa menguangkan mobil tersebut seharga Rp 135 juta. Untuk mengambil uang tersebut, Frangky cukup memberi tahu nomor rekening miliknya. Tanpa curiga apa-apa ia lalu berikan nomor rekening. "Tapi beberapa menit kemudian dia kembali menghubungi saya dan meminta dua nomor rekening lain."

DIRINGKUS DI ATM
Naluri sebagai polisi mulai bangkit. Ia lalu memberitahu Hermansyah, tak bisa mengaplikasikan lewat ATM. Untuk memancing Hermansyah, ia pun berpura-pura dan mengatakan baru saja menjual tanah seharga Rp 25 juta. "Saya juga minta Hermansyah untuk bertemu di ATM Center di kawasan Lippo Cikarang. Ia juga menawarkan hadiah tersebut akan dibagi dua.
Tak disangka, Hermansyah menyanggupi. Dia minta saya datang jam 18.00 di ATM Center Lippo Cikarang. "Kebetulan saya sedang tidak bertugas." Ia pun mengajak sejawatnya, Bripda Wiratama. Agar Hermansyah tak curiga, dua pria ini hanya mengenakan celana pendek. Di lokasi ini Frengky dan Wiratama bersembunyi di pos satpam. Mereka pun mengamati satu persatu orang yang berada di lokasi tersebut.
Saat Hermansyah menghubunginya dan bertanya posisinya di mana, Frengky mengaku memakai baju hitam dan berdiri di sebelah seorang ibu berkacamata di dalam ATM Center. "Saya berkoordinasi dengan Wira agar terus memantau orang yang terlihat mencurigakan. Saat mengontak Hermansyah, saya pun mengamati orang yang terlihat mengangkat handphone. Padahal saya sendiri masih sanksi jika Hermansyah akan datang. Saya lalu telepon dia lagi. Saat itulah saya melihat orang mengangkat HP saat saya hubungi. Gelagatnya pun mencurigakan," terang Frengky.
No comments:
Post a Comment